will you marry me ?
Assalamu
alaikum. Wr. Wb.
Amma Ba’ad
Hm, salam hangat selalu untukmu
wanita yang luar biasa hebatnya. Wanita yang paling bersahaja yang pernah saya
temui, senyummu yang manis tergambar suatu ketulusan dari dasar hati. Jelas,
itu adalah buah dari keberhasilan menjaga sikap yang terlatih dalam kurung
waktu yang sangat lama.
Pernah suatu hari saya berfikir dan
berusaha menulis beberapa kalimat untuk menggambarkan karasteristik orang yang
saya kenal. Tentu, ini sesuatu yang iseng belaka saja. Beberapa orang telah
saya beri klarisifikasi sesuai dengan pengamatan saya. Mulai dari cara mereka
bertutur sapa, berjalan, raut mukanya dan bola matanya ketika mereka
memandang. Saya mulai menarik kesimpulan
tentang orang-orang itu. Jujur saja, ini adalah hal yang sangat menyenangkan.
Saya senang ketika mereka tersenyum manis, berkata dengan sopan, tertawa
bahagia, sungguh suatu arti kehidupan yang tak dapat dijelaskan dengan kata-kata.
Dari beberapa orang yang telah saya
beri penilaian ini. saya ingin mengetahui lebih jauh, siapa yang paling unik
dan menarik perhatian. apakah ibuku tercinta ?, atau bapakku yang hebat itu ?, atau
adik-adikku yang manis ?, atau teman-temanku dan orang-orang yang baiknya
luarbiasa ?. sungguh ini adalah potret kehidupan yang komplit dan menyenangkan
untuk tempat bersua dan berbagi cerita.
Tak dapat aku kira bahwa saya sangat
terkesan pada seorang teman lama yang saking lamanya saya boleh sebut ia “agang
SD”. Kami bertemu beberapa minggu yang lalu dalam suatu kesempatan yang tidak diduga-duga.
Temanku ini, dari dulu sejak kami sekelas di bangku sekolah waktu kepala kami
masih sebesar kepala kucing dan umur kami masih belasan tahunan. Dia adalah
seorang yang sangat pendiam, pemalu, dan
paling bersahaja. kami kenal baik tapi kami tidak terlalu akrab. Yah, saya
sendiri agak pemalu dan sedikit cuek dengan teman lawan jenis. Sampai akhirnya
kami sekelas di Mts. Saya kepengen ketawa-tawa sendiri kalau saya ingat suatu
moment. Dimana saat itu kami mengikuti lomba gerak jalan agustusan di kecamatan.
Saya berada pas sejajar baris dengan temanku ini dengan barisan
dibelakang. Saya dan teman saya ini sama
kecilnya dan “Dattulunya” (heheh).
Hari berlalu, bulan berganti, tahun
berubah. Segalanya berjalan dengan sangat cepat, waktu terasa sangat singkat
sekali. Saya tau keadaan tak seperti
dulu lagi, semua orang terlihat seperti orang
baru. Berpapasan seperti orang asing, hanya sedikit senyum ala kadarnya.
Tak ada kata terucap meskipun hanya sekadar “apa kabar ?”. semua seperti orang
sombong dan angkuh. Meskipun saya sendiri orang yang pemalu dan lebih suka
diam. Tapi jika bertemu dengan teman
lama saya adalah orang hangat dan mau berbagi cerita dan pengalaman dalam
banyak hal. Mereka mungkin cenderung untuk menutup diri karena menganggap waktu
pertemanan kita sudah berlalu. Berteman akrab itu hanya untuk anak yang
kepalanya sebesar kepala kucing, yang umurnya belasan tahun. Oke, disatu sisi
mungkin kita akan setuju tapi disatu sisi itu hal yang aneh dan sangat
menjengkelkan. Aku benci waktu, aku
ingin kambali seperti kemasa semuanya tidak terlihat tabu.
Pertemuan pertemuan saya dengan
“agang SD” yang saya maksud ini beberapa minggu yang lalu itu menjadi alasan
saya untuk menulis paragraf yang panjang ini. dia sangat memberi kesan yang
tidak dapat saya lukiskan dengan susunan kata yang paling bagus sekalipun. Saya hanya dapat berguman dalam hati “yah,
dia orang yang luar biasa”. Ia telah berubah wujud seperti seekor kupu-kupu
yang cantik dan anggung yang baru keluar dari kepompongnya. Caranya berbicara
yang lembut dan sopan seperti kalimat dalam sajak yang sering saya baca, senyumnya yang manis dan bersahaja seperti
embun pagi di musim hujan dingin tapi menyejukkan, matanya yang ayu dengan cara
memandang yang unik seperti menyimpan suatu rahasia besar dalam hatinya.
Semuanya terlihat menyenangkan dan saya tau itulah tatakrama yang sangat lama
ia didik dalam hidupnya. Ia menyapa saya dengan suaranya yang khas “bagaimana
kuliahnya?, selesai maki?, kapan wisuda?”. Dan banyak lagi pertanyaan lainnya
yang terkesan singkat-singkat. Seperti seorang polisi yang mengintrogasi
seorang maling ayam. Hihih... kami akhirnya bercerita banyak hal tanpa merasa
canggung sekalipun. Padahal, seingat saya baru kali ini saya berbicara dengan
“agang SD” saya ini dengan durasi lebih dari 3 menit. Sumpah, baru kali ini.
percakapan kami yang panjang ini akhirnya terhenti oleh seorang gadis kecil
yang minta di ambilkan permen. Astaga… saya tidak sadar lagi bahwa saat itu
saya adalah seorang pembeli dan dia seorang penjual.
Percakapan kami yang ± 3 menit itu
membawa efek yang sangat hebat dalam fikiran saya sehingga saya merasa ada yang
aneh dalam hati akhir-akhir ini. saya benar-benar memikirkannya. Apa yang harus
saya lakukan?, saya mulai menulis cerita ini untuk menenangkan hati saya. Tapi
saya semakin kacau setelah cerita ini selesai saya tulis. Saya sangat
dilematis. Sebenarnya cerita ini sangat panjang tapi dengan sengaja saya
menyingkatnya dan mengambil yang penting-penting saja.
Dan.. yah, menurut penaksiran saya.
Saya memang hanya seorang pembeli dan dia hanya seorang penjual. Tak lebih dari
itu. Hariitu, kemaren, hari ini, besok dan mungkin hari-hari seterusnya.
Kecuali…. Jika takdir berkata lain.
Saya tidak bisa membuatmu bertanya-tanya
lagi apa maksud dan inti dari semua paragraf ini, dari semua cerita yang
menjengkelkan ini. tapi sebelum saya lanjut, saya ingin mencoba bersahabat
dengan matamu yang indah itu untuk terus membaca kata demi kata, kalimat demi
kalimat dengan sangat pelan dan hati-hati.
Jangan sampai maksud yang akan saya sampaikan ini tidak seperti yang
engkau tafsirkan.
Saya juga ingin meminta maaf karena
saya tidak adil dalm bercerita, saya berkata-kata sendiri dalam kertas ini
sementara mengabaikanmu yang mungkin ingin memberi komentar atau persetujuan
atau ada hal lain yang juga ingin kamu sampaikan. Kuharap kamu dapat mengerti
posisi saya saat ini, begitu sulit mendapatkan waktu yang tepat untuk
membicarakan ini secara langsung bahkan saya dapat katakana ini tidak mungkin
sebab tentu saja kamu adalah seorang gadis yang menjaga aqidah, kehormatan,
harga diri dan adat istiadat dengan baik. Kita tidak mungkin menodai itu. Semoga
Allah SWT dapat menjagamu dari fitnah yang keji.
jangan kamu kira saat ini saya kurang
beres Karena kertas ini. percayalah sampai saat ini dan seterusnya saya masih
baik-baik saja. Hanya ada beberapa hal yang membuat saya bimbang dan agak tidak
karuan. Dan sialnya lagi saya sangat sulit mengutarakannya langsung. Jari-jari
saya seperti ranting kering yang sangat kaku untuk menulis.
Saya hanya ingin tau sesuata yang
ada dalam hati sanubarimu yang kamu sembunyikan dari caramu memandang hari itu Saya
tidak puas dengan hanya sekedar mengira-ngira, menebak-nebak sesuatu yang belum
pasti.. Dan saya akan memberi penawaran yang baik untuk apa yang kamu
sembunyikan itu jika memang ada. sebuah rencana penjalanan yang akan mengukir
cerita tentang hidup bersama, berbagi bersama, berjuang bersama, susah senang
bersama, jatuh bangun bersama, dengan tujuan sakinah mawaddah wa rahmah.
Sebuah anugerah besar bagiku bila
apa yang saya harapkan terkabulkan. Ibarat seorang yang sedang memancing dengan
sangat sabar menunggu kailnya sepanjang hari tersambar oleh ikan kesukaannya
dan tiba-tiba saja kailnya benar-benar tersambar dengan sesuai keinginannya.
Maka senang tiada terkira mengucap syukur dihadapan tuhan maha memberi. Tapi jika apa yang saya inginkan belum
terkabulkan maka tak ada masalah. Toh, apa salahnya memberi penawaran. toh, apa
salahnya orang memancing. Kalau dapat
Alhamdulillah kan, ? karena itulah yang saya impikan. Kalau tidak Alhamdulillah juga sebab saya telah terbebas
dari rasa takut akan ketidakpastian menerka isi hatimu.
Sungguh, ibarat bunga didepan rumah
yang sudah mekar. Orang-orang akan datang melihat kecantikannya dan mencium
semerbak wanginya tapi tak seorangpun dapat dengan langsung membawanya pulang
tanpa meminta kepada yang punya. Aku meminta kesediaan hatimu untuk
menjadikanku sebagai seorang imam yang baik untuk membimbingmu menuju keluarga
sakinah mawaddah wa rahmah.
Saya sadar dengan sesadar-sadarnya.
Saya bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa.
Tapi saya masih punya rasa tanggung jawab yang besar. Tanggung jawab
untuk menafkahi, membimbing, dan menjadi pemimpin. Tapi jika kamu meminta yang
lain. sungguh, kamu tidak akan menemukan apa-apa dari saya.
Hmm.. suratnya panjang yah, dan
membuat matamu jadi lelah. Atau mungkin hatimu agak kacau. Saya minta maaf
dengan setulus hati untuk hal itu.
Oh yah, saya hampir-hampir lupa. Jika…..
jika apa yang saya tawarkan ini belum dapat kamu terima atau karena kamu belum
siap atau ada alasan lain yang mungkin kita dapat pahami bersama. Tidak ada
masalah. Everything its ok. Tapi saya mohon dengan segala harga diri saya untuk
tak seorang pun yang boleh mengetahui surat ini maupun isinya. Karena jika hal
itu terjadi maka saya akan sangat malu dengan sebesar-besarnya rasa malu. Saya
tau kamu adalah seorang “agang SD” yang baik dan selalu memang baik. Kamu tidak
akan mau membuat saya dan keluarga saya tercemar nama baiknya. Sebab, jika
semua ini terjadi maka orang-orang akan sibuk bergosip yang tidak-tidak dan
menyebar fitnah dan cerita jelek yang akan membuat kita membusuk sebelum jadi
bangkai. Sungguh inilah yang saya sangat takutkan kenapa saya mengatakan dalam
sms saya kemarin sesuatu yang sangat penting dan rahasia. Cukup kita saja yang
tau. Semoga Allah SWT menjaga kita dari
hal demikian.
BARAKALLAHU FIIH..
Muammar
Aswar
MashaAllah selamat atas pernikahannya semoga sakinah mawaddah warahma
BalasHapus