filosofi Bermain Gaple

Domino, pernah dengar tentang domino atau pernah bermain dengan kartu ini ?. Yea, tentu saja kartu permainan ini tak lazim lagi dari pendengaran kita bahkan mungkin kita sudah pernah memainkannya. Menurut  wikipedia  domino adalah kartu permainan yang berasal dari cina  sekitar tahun 1200 m (versi lain mengatakan tahun yang berbeda). Yang dimainkan oleh beberapa orang dalam satu meja. Kalian bisa bermain dengan permainan qq atau gaple. Terserah kalianlah dan tentu saja atas kesepakatan bersama dari teman mainnya yah. Asal jangan pake bayar-bayaran nanti digrebek sama yang berwajib (emak loh).

Permainan gaple adalah salah satu jenis permainan dari kartu domino yang sangat diminati oleh kalangan masyarakat bawah, terutama di kampong kampong. Bahkan seringkali di adakan turnamen bergengsi yang di ikuti oleh parah pemain berbakat  dari segala pelosok desa dan di buatkan spanduk 5x5 meter di pasang didepan kantor desa dengan hadiah anak perawan tercantik di desa tersebut. Hahah. Di desa saya permainan ini dipertandingkan saat ada acara nikahan atau hajatan yang lain. Mungkin alasannya adalah untuk mengisi waktu ngumpul biar agak ramai dikitlah suasana acara hajatannya. Di kampong kan gitu jam 7 malam udah sunyi sesunyi hati para jomblo saat SaturdayNight.

Tapi, pernah tidak kita terfikir bahwa permainan ini dapat memberi pengajaran dari sisi Pilosofi ?, Cie. Sok ilmuwan. Oke, akan saya explain ke kalian semua. Pengajaran ini saya peroleh dari seorang tetua penduduk dimana saya pernah menjalani kegiatan kkn di suatu daerah di bulukumba sana.

Menurut beliau bermain domino (gaple) menggambarkan the real life’s manusia dalam suatu permainan kartu. Dalam permainan ini jika kartu sudah dibagikan dan setiap pemain memperoleh masing-masing jatahnya kita tidak dapat meminta kartu tambahan atau menukar dengan kartu teman main kita. Begitu juga hidup jika jatah hidup kita sekian tahun maka kita tak boleh  meminta addedtional time lagi. Karena memang kita jatanya segitu aja. Tidak kurang dan tidak lebih apalagi meminta bertukar kehidupan dengan orang lain. Kartu yang kita punya sepenuhnya dalam kekuasaan kita jika lihai dalam mengatur siasat dan pandai memanfaatkan peluang yang sangat kecil atau cerdas dalam mencari celah dengan perhitungan yang cermat maka permainan dalam kekuasaanmu. Intinya kalian butuh kesabaran dan keuletan dalam memainkan kartumu, jangan sok jago, jangan tergesa-gesa, jangan sombong apalagi songong, sebab jika terlalu game pertama boleh jadi kita pemenangnya tapi belum tentu di game selanjutnya. Semuanya dengan pemikiran dan pertimbangan. Bukankah seperti itulah hidup jika ingin menjadi the champion ?. 

Permainan ini juga (Gaple) mengajarkan tentang persamaan derajat tidak ada yang diistimewakan. Siapa saja punya jatah kartu yang sama, giliran turun yang teratur, tak boleh dilanggar sebab akan berakibat fatal terhadap keseluruhan system. Jika kamu tak punya kartu yang cocok di saat kamu mendapat giliran, itu mungkin dari kesalahan kamu sebelumnya yang kurang perhitungan atau boleh jadi saat kamu past pada satu putaran tapi diputaran berikutnya kamu yang membuat past lawan mainmu. So, u must becarefull for playing this game. Dalam kehidupan nyata nilai keteraturan seperti ini adalah hal yang seharusnya kita terapkan agar system yang sudah ada tidak menjadi kacau dan menggangu keberlanjutan hidup orang lain.

Kesimpulannya adalah permainan gaple mengandalkan kecerdasan otak dalam memperhitungkan segala kemungkinan dan memanfaatkan peluang sekecil apapun itu. Selain itu kalian butuh kecerdasan omosional berupa kesabaran tingkat dewa ketika mengalami kesialan atau kurang pertimbangan sebab jika kalian terbawa omosi saat kalah maka kalian akan kehilangan konsentrasi dan itu malah membuat semuanya jadi amburadul. Yang terakhir kalian harus punya mental pemenang sebab ini hanya mental pemenanglah yang menjadi pemenang sesungguhnya. Maksudnya, sekalipun kalian kalah sampai permainannya disudahi seorang pemenang sejati adalah ketika ia mengakui kehebatan orang lain atau istilah kerennya the good loser.